Fisika, sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang alam semesta, seringkali dianggap menakutkan oleh sebagian siswa. Namun, dengan pemahaman konsep yang kuat dan latihan soal yang memadai, fisika dapat menjadi mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Bab pertama dalam fisika kelas 10 biasanya memperkenalkan dasar-dasar penting yang akan menjadi fondasi untuk materi selanjutnya. Bab ini umumnya berfokus pada Besaran dan Pengukuran, yang meliputi pemahaman tentang besaran fisika, satuan, alat ukur, dan angka penting.
Artikel ini akan menyajikan serangkaian contoh soal fisika kelas 10 Bab 1, lengkap dengan pembahasan mendalam untuk membantu Anda menguasai materi ini. Kami akan mencakup berbagai jenis soal, mulai dari identifikasi besaran hingga perhitungan yang melibatkan alat ukur dan angka penting.
Konsep Kunci Bab 1: Besaran dan Pengukuran
Sebelum kita masuk ke contoh soal, mari kita tinjau kembali konsep-konsep kunci yang dibahas dalam bab ini:

- Besaran Fisika: Segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka serta memiliki satuan. Besaran fisika terbagi menjadi besaran pokok (dasar) dan besaran turunan.
- Besaran Pokok: Besaran yang satuannya didefinisikan secara tersendiri dan tidak dapat diturunkan dari besaran lain. Terdapat tujuh besaran pokok dalam Sistem Internasional (SI): panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus listrik, jumlah zat, dan intensitas cahaya.
- Besaran Turunan: Besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok. Contohnya adalah luas, volume, kecepatan, percepatan, gaya, energi, dan lain-lain.
- Satuan: Ukuran standar dari suatu besaran. Sistem Internasional (SI) adalah sistem satuan yang paling umum digunakan.
- Alat Ukur: Perangkat yang digunakan untuk mengukur besaran fisika. Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda.
- Angka Penting: Angka-angka hasil pengukuran yang dianggap memiliki arti dan memberikan informasi mengenai ketelitian pengukuran. Aturan angka penting penting untuk diperhatikan dalam operasi hitung.
Contoh Soal dan Pembahasan
Mari kita mulai dengan contoh-contoh soal yang mencakup berbagai aspek dari Bab 1.
Soal 1: Identifikasi Besaran Pokok dan Turunan
Manakah dari besaran-besaran berikut yang termasuk besaran pokok?
a. Kecepatan
b. Massa
c. Luas
d. Gaya
Pembahasan:
Untuk menjawab soal ini, kita perlu mengingat kembali definisi besaran pokok. Besaran pokok adalah besaran dasar yang satuannya tidak diturunkan dari besaran lain.
- Kecepatan: Kecepatan adalah besaran turunan karena dapat dinyatakan sebagai hasil bagi antara jarak (besaran pokok panjang) dan waktu (besaran pokok waktu).
- Massa: Massa adalah salah satu dari tujuh besaran pokok. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).
- Luas: Luas adalah besaran turunan karena merupakan hasil perkalian panjang dengan lebar (keduanya besaran pokok panjang).
- Gaya: Gaya adalah besaran turunan yang didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan percepatan (Hukum II Newton: F = ma).
Jadi, yang termasuk besaran pokok adalah massa.
Jawaban: b. Massa
Soal 2: Konversi Satuan SI
Seorang pelari menyelesaikan lomba lari sejauh 5 kilometer. Nyatakan jarak tersebut dalam satuan meter!
Pembahasan:
Soal ini menguji kemampuan konversi satuan. Kita perlu mengetahui hubungan antara kilometer dan meter.
- 1 kilometer (km) = 1000 meter (m)
Untuk mengubah 5 km menjadi meter, kita kalikan dengan faktor konversi:
5 km * (1000 m / 1 km) = 5000 m
Jawaban: 5000 meter
Soal 3: Penggunaan Alat Ukur dan Ketelitian
Seorang siswa mengukur panjang sebuah pensil menggunakan penggaris. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh penggaris adalah 17,5 cm. Berapa nilai pengukuran pensil tersebut jika penggaris yang digunakan memiliki ketelitian 0,1 cm?
Pembahasan:
Dalam soal ini, nilai yang ditunjukkan oleh penggaris sudah mencakup angka pasti dan angka taksiran. Ketelitian alat ukur menunjukkan batas ketidakpastian pengukuran.
- Penggaris dengan ketelitian 0,1 cm berarti setiap garis pada penggaris mewakili 0,1 cm.
- Nilai yang terbaca (17,5 cm) sudah merupakan hasil pengukuran yang mencakup angka pasti (17) dan angka taksiran (0,5). Angka 5 pada desimal kedua adalah angka taksiran yang dibaca di antara dua garis skala terkecil.
Oleh karena itu, hasil pengukuran adalah 17,5 cm. Nilai ketelitian alat ukur (0,1 cm) menginformasikan bahwa angka terakhir yang ditulis (yaitu angka 5) adalah hasil taksiran yang memiliki ketidakpastian sebesar ± setengah dari ketelitian alat ukur, yaitu ± 0,05 cm. Namun, dalam penyajian hasil pengukuran, kita langsung menuliskan angka yang terbaca.
Jawaban: 17,5 cm
Soal 4: Menghitung Luas Menggunakan Alat Ukur
Sebuah papan kayu berbentuk persegi panjang memiliki panjang 25,2 cm dan lebar 10,4 cm. Hitunglah luas papan kayu tersebut dan nyatakan hasilnya dengan aturan angka penting yang benar!
Pembahasan:
Luas persegi panjang dihitung dengan rumus: Luas = Panjang × Lebar.
Kita perlu memperhatikan aturan angka penting saat melakukan perkalian.
- Panjang = 25,2 cm (memiliki 3 angka penting)
- Lebar = 10,4 cm (memiliki 3 angka penting)
Perhitungan luas:
Luas = 25,2 cm × 10,4 cm = 262,08 cm²
Sekarang, kita perlu menerapkan aturan angka penting untuk hasil perkalian. Aturan angka penting dalam perkalian (dan pembagian) menyatakan bahwa jumlah angka penting pada hasil akhir harus sama dengan jumlah angka penting terkecil pada bilangan-bilangan yang dikalikan.
- Panjang memiliki 3 angka penting.
- Lebar memiliki 3 angka penting.
Jumlah angka penting terkecil adalah 3. Oleh karena itu, hasil akhir harus dibulatkan menjadi 3 angka penting.
Angka 262,08 harus dibulatkan menjadi 3 angka penting.
Angka pertama adalah 2, angka kedua adalah 6, angka ketiga adalah 2. Angka keempat adalah 0. Karena angka keempat (0) kurang dari 5, maka angka ketiga (2) tetap.
Jadi, hasil pembulatan menjadi 262 cm².
Jawaban: 262 cm²
Soal 5: Menghitung Volume Benda dan Aturan Angka Penting
Sebuah balok memiliki panjang 12,5 cm, lebar 8,0 cm, dan tinggi 5,00 cm. Hitunglah volume balok tersebut dan nyatakan hasilnya sesuai dengan aturan angka penting yang tepat!
Pembahasan:
Volume balok dihitung dengan rumus: Volume = Panjang × Lebar × Tinggi.
Kita akan menerapkan aturan angka penting untuk perkalian bertahap.
- Panjang = 12,5 cm (3 angka penting)
- Lebar = 8,0 cm (2 angka penting)
- Tinggi = 5,0 cm (2 angka penting)
Pertama, kita hitung perkalian dua besaran dengan jumlah angka penting terkecil. Lebar dan tinggi memiliki 2 angka penting, yang merupakan jumlah angka penting terkecil.
Mari kita kalikan Lebar dan Tinggi terlebih dahulu:
8,0 cm × 5,0 cm = 40,0 cm²
Karena Lebar dan Tinggi masing-masing memiliki 2 angka penting, maka hasil perkaliannya harus memiliki 2 angka penting. Angka 40,0 ini sebenarnya memiliki 3 angka penting (angka 4, 0, dan 0 di belakang koma). Untuk menjadikannya 2 angka penting, kita bisa menulisnya sebagai 4,0 × 10¹ cm².
Namun, lebih umum untuk menghitung perkalian secara keseluruhan lalu menerapkan aturan angka penting di akhir.
Volume = 12,5 cm × 8,0 cm × 5,0 cm
Mari kita kalikan:
12,5 × 8,0 = 100
100 × 5,0 = 500
Jadi, volume = 500 cm³.
Sekarang, mari kita terapkan aturan angka penting.
- Panjang = 12,5 cm (3 angka penting)
- Lebar = 8,0 cm (2 angka penting)
- Tinggi = 5,0 cm (2 angka penting)
Jumlah angka penting terkecil adalah 2 (dari lebar dan tinggi). Oleh karena itu, hasil akhir volume harus memiliki 2 angka penting.
Angka 500 cm³ perlu dibulatkan menjadi 2 angka penting.
Angka pertama adalah 5, angka kedua adalah 0. Angka ketiga adalah 0.
Untuk menyatakan 500 dengan 2 angka penting, kita perlu menggunakan notasi ilmiah atau menambahkan desimal.
Cara yang tepat untuk menyatakan 500 dengan 2 angka penting adalah dengan menggunakan notasi ilmiah: 5,0 × 10² cm³.
Jika kita tidak menggunakan notasi ilmiah, terkadang ditulis 500 dengan garis di atas angka terakhir yang signifikan (garis di atas angka 0 kedua), namun notasi ilmiah lebih jelas.
Jawaban: 5,0 × 10² cm³
Soal 6: Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan Angka Penting
Seorang anak menjumlahkan tiga batang kayu dengan panjang masing-masing: 15,2 cm, 8,0 cm, dan 4,55 cm. Berapa total panjang ketiga batang kayu tersebut jika dinyatakan dengan aturan angka penting yang tepat?
Pembahasan:
Dalam operasi penjumlahan dan pengurangan, aturan angka penting menyatakan bahwa hasil akhir harus memiliki jumlah angka di belakang koma yang sama dengan jumlah angka di belakang koma terkecil pada bilangan-bilangan yang dijumlahkan/dikurangkan.
- 15,2 cm (satu angka di belakang koma)
- 8,0 cm (satu angka di belakang koma)
- 4,55 cm (dua angka di belakang koma)
Jumlah angka di belakang koma terkecil adalah 1 (dari 15,2 cm dan 8,0 cm). Oleh karena itu, hasil akhir harus dibulatkan menjadi satu angka di belakang koma.
Penjumlahan:
15,2
8,0
-
4,55
27,75 cm
Sekarang, kita bulatkan hasil ini menjadi satu angka di belakang koma.
Angka pertama di belakang koma adalah 7. Angka kedua di belakang koma adalah 5.
Karena angka kedua (5) adalah 5, kita bulatkan angka pertama ke atas.
Jadi, 27,75 cm dibulatkan menjadi 27,8 cm.
Jawaban: 27,8 cm
Soal 7: Mengidentifikasi Kesalahan Pengukuran
Manakah dari pernyataan berikut yang bukan merupakan ciri dari pengukuran yang baik?
a. Akurat
b. Presisi
c. Subjektif
d. Valid
Pembahasan:
Untuk menjawab soal ini, kita perlu memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan kualitas pengukuran.
- Akurat: Mengukur mendekati nilai sebenarnya.
- Presisi: Mengukur dengan konsisten dan menghasilkan nilai yang berdekatan satu sama lain, meskipun mungkin tidak akurat.
- Subjektif: Hasil pengukuran dipengaruhi oleh opini atau perasaan pengamat, bukan berdasarkan data objektif. Pengukuran yang baik seharusnya objektif.
- Valid: Alat ukur atau metode yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengukuran yang baik harus bersifat akurat, presisi, dan valid. Pengukuran yang subjektif adalah ciri pengukuran yang buruk karena tidak dapat diulang atau diverifikasi secara objektif.
Jawaban: c. Subjektif
Soal 8: Konversi Kecepatan
Seorang pengendara sepeda motor bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Nyatakan kecepatan tersebut dalam satuan m/s!
Pembahasan:
Soal ini memerlukan konversi satuan dari km/jam ke m/s. Kita perlu mengingat faktor konversi:
- 1 km = 1000 m
- 1 jam = 3600 detik
Jadi, untuk mengubah km/jam ke m/s, kita bisa menggunakan faktor konversi:
72 km/jam = 72 * (1000 m / 3600 s)
Mari kita hitung:
72 (1000 / 3600) m/s
= 72 (10 / 36) m/s
= 72 * (1 / 3.6) m/s
= 20 m/s
Jawaban: 20 m/s
Soal 9: Memahami Notasi Ilmiah dan Angka Penting
Manakah dari besaran berikut yang ditulis dengan benar sesuai aturan angka penting dan notasi ilmiah?
a. 0,00034 m³ (3 angka penting)
b. 5600 kg (2 angka penting)
c. 1,20 × 10⁵ N (3 angka penting)
d. 0,0780 s (2 angka penting)
Pembahasan:
Mari kita analisis setiap pilihan:
a. 0,00034 m³ (3 angka penting)
Angka nol di depan bukan angka penting. Angka 3 dan 4 adalah angka penting. Ini hanya memiliki 2 angka penting (3 dan 4). Jika ingin 3 angka penting, seharusnya ada angka lain setelah 4. Contoh: 0,000340 m³.
b. 5600 kg (2 angka penting)
Untuk menyatakan 5600 kg dengan 2 angka penting, notasi ilmiah adalah cara terbaik: 5,6 × 10³ kg. Angka nol di akhir tanpa desimal bisa ambigu. Jika yang dimaksud adalah 2 angka penting, maka 5600 adalah cara penulisan yang benar. Namun, jika ada angka lain yang diukur, maka bisa jadi lebih. Jika kita asumsikan ini adalah 2 angka penting, maka ini bisa benar.
c. 1,20 × 10⁵ N (3 angka penting)
Dalam notasi ilmiah, semua angka sebelum tanda kali (termasuk nol setelah koma desimal) adalah angka penting. Di sini, 1, 2, dan 0 adalah angka penting, sehingga ada 3 angka penting. Ini ditulis dengan benar.
d. 0,0780 s (2 angka penting)
Angka nol di depan bukan angka penting. Angka 7 dan 8 adalah angka penting. Angka nol di akhir setelah desimal adalah angka penting. Jadi, 0,0780 memiliki 3 angka penting (7, 8, dan 0). Jika dimaksud 2 angka penting, seharusnya 0,078 s.
Berdasarkan analisis, pilihan c adalah yang paling jelas ditulis dengan benar sesuai aturan angka penting dan notasi ilmiah. Pilihan b bisa dianggap benar jika asumsi 2 angka penting pada 5600 sudah jelas, tetapi notasi ilmiah lebih disukai untuk menghindari ambiguitas.
Jawaban: c. 1,20 × 10⁵ N (3 angka penting)
Soal 10: Satuan dalam Sistem Internasional (SI)
Manakah dari pasangan besaran dan satuan SI berikut yang tidak tepat?
a. Panjang – meter (m)
b. Massa – kilogram (kg)
c. Suhu – Celcius (°C)
d. Waktu – sekon (s)
Pembahasan:
Kita perlu memeriksa apakah satuan yang diberikan adalah satuan SI untuk besaran tersebut.
- Panjang: Satuan SI untuk panjang adalah meter (m). Pernyataan ini tepat.
- Massa: Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Pernyataan ini tepat.
- Suhu: Satuan SI untuk suhu adalah Kelvin (K). Celcius (°C) adalah satuan suhu yang umum digunakan, tetapi bukan satuan pokok SI.
- Waktu: Satuan SI untuk waktu adalah sekon (s). Pernyataan ini tepat.
Oleh karena itu, pasangan yang tidak tepat adalah suhu dengan Celcius.
Jawaban: c. Suhu – Celcius (°C)
Kesimpulan
Memahami konsep besaran, satuan, alat ukur, dan angka penting adalah langkah fundamental dalam mempelajari fisika. Latihan soal seperti yang telah dibahas di atas akan membantu Anda menginternalisasi materi ini dan membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang lebih kompleks.
Ingatlah untuk selalu memperhatikan:
- Definisi Besaran: Apakah besaran tersebut pokok atau turunan?
- Satuan: Gunakan satuan SI yang konsisten.
- Alat Ukur dan Ketelitian: Perhatikan angka penting yang dihasilkan dari pengukuran.
- Aturan Angka Penting: Terapkan aturan yang benar untuk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
- Notasi Ilmiah: Gunakan notasi ilmiah untuk angka yang sangat besar atau sangat kecil, dan untuk memperjelas jumlah angka penting.
Dengan terus berlatih dan memahami konsep di balik setiap soal, Anda akan semakin mahir dalam fisika. Selamat belajar!
